Pekerja sosial
adalah bidang keahlian yang memiliki kewenangan untuk melaksanakan berbagai upaya guna meningkatkan
kemampuan orang dalam melaksanakan fungsi-fungsi sosialnya melalui
interaksi; agar orang dapat menyesuaikan diri dengan situasi kehidupannya secara memuaskan.
[1] Kekhasan pekerja sosial adalah pemahaman dan keterampilan dalam memanipulasi
perilaku manusia sebagai makhluk sosial.
[1]
Pekerja sosial dipandang sebagai sebuah bidang keahlian (profesi), yang berarti memiliki landasan keilmuan dan
seni dalam praktik (dicirikan dengan penyelenggaraan pendidikan tinggi),
[1]
sehingga muncul juga definisi pekerja sosial sebagai profesi yang
memiliki peranan paling penting dalam domain pembangunan kesejahteraan
sosial.
[2]
Sebagai suatu profesi kemanusian, pekerjaan sosial memiliki paradigma
yang memandang bahwa usaha kesejahteraan sosial merupakan
institusi strategis bagi keberhasilan
pembangunan.
[2]
Epistemologi
Konteks perkembangan
Ada dua konteks berbeda akan perkembangan pekerja sosial, karakteristiknya, dan model-modelnya.
[3]
Model pertama didasarkan pada pengaruh asli negara-negara maju di Dunia
Pertama, yang secara umum diwakili oleh dua negara industrialis, yaitu
Inggris dan Amerika Serikat.
[3] Model kedua dibentuk oleh pengalaman banyak
negara berkembang di Dunia Ketiga di beberapa wilayah benua Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
[3] Menurut Ragab (1990) Perkembangan pekerja Sosial di Dunia Ketiga mengambil sebuah jalan yang sepenuhnya berbeda,
[3]
di mana ketimbang memberikan respon-respon menjadi diri sendiri
terhadap berbagai kebutuhan lokal, mereka telah menjadi produk-produk
final yang ditranspalasikan dari Negara-negara maju.
[3]
Sejarah
Konteks kelahiran dan perkembangannya
Di Inggris dan Amerika Serikat, pekerja sosial muncul karena
menanggapi banyak dampak negatif yang disebabkan oleh keseluruhan proses
industrialisasi ekonomi dan
urbanisasi seperti
kemiskinan dan penciptaan kelas-kelas pekerja.
[3]
Sejarah awal pekerja sosial pada kedua negara industrialisasi tersebut
sebenarnya adalah sebuah sejarah tentang berbagai aktivitas kedermawanan
atau
filantropis demi menolong rakyat miskin atau juga dikenal dengan istilah penanganan kemiskinan(Hick 2003).
[3]
Aktivitas-aktivitas filantropis itu secara resmi diturunkan dari
undang-undang terkenal mengenai kemiskinan: yaitu Undang-Undang
kemiskinan Elizabeth yang keluar pada abad ke-17 (Barkerm1995).
[3]
Gerakan dari aktivitas kedermawanan ke arah sebuah profesi modern
disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa jenis bantuan yang ada bagi rakyat
miskin memunculkan kesulitan-kesulitan besar.
[3]
Sebagian besar hambatan tersebut adalah keterbatasan sumber daya,
kurang koordinasi, pelaksanaan yang diskriminatif, ketidakperdulian,
kurangnya
transparansi, dan ketidakmampuan untuk memberikan pelayanan secara memadai (Midgley,1981).
[3]
Awalnya, ada dua reaksi spesifik terhadap bentuk baru dalam meregulasi
kaum miskin sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Kemiskinan itu.
[3] Yang pertama adalah
the Charity Organization Society (COS), dan kedua
Fabian Society, yang ditransformasikan langsung kepada sebuah pendekatan
the Settlement House Movement, adalah asal-muasal profesi pekerja sosial, dan secara nyata adalah produk-produk industrialisasi dan urbanisasi (Jhon 1995).
[3]
Proses pekerjaan sosial
Setiap ahli memiliki pandangan yang beragam mengenai proses pekerjaan sosial.
[1]
Latar belakang budaya, bidang garapan dan objek pekerjaan sosial yang
berbeda di antara para ahli tersebut sehingga menghasilkan proses
pekerjaan sosial yang berbeda.
[1] Menurut
Dean H. Hepworth &
Jo Ann Larsen:
[1]
- Eksplorasi, perencanaan penilaian[1]
- Pelaksanaan pencapaian tujuan[1]
- Evaluasi pelepasan[1]
Menurut Max Siporin.
[1]
Menurut Lawrance M. Bremmer.
[1]
- Membangun hubungan : masuk, klarifikasi, struktur, hubungan[1]
- Memfasilitasi dengan tindakan positif: eksplorasi, konsolidasi, perencanaan, pelepasan[1]
Nilai-nilai dasar
Nilai-nilai dasar pekerjaan sosial berdasarkan pada nilai-nilai
masyarakat demokratis, yang seperti dikemukakan oleh Helen Northen,
mengandung makna bahwa:
- Setiap orang bebas untuk mengungkapkan dirinya sendiri.[1]
- Setiap orang bebas untuk menjaga kerahasiaan dirinya.[1]
- Setiap orang bebas berpartisipasi di dalam pembuatan keputusan yang menyangkut kepentingan pribadinya.[1]
- Setiap orang berkewajiban
untuk mengarahkan kehidupan pribadinya secara bertanggung jawab agar
dapat bertindak secara konstruktif dalam kehidupan masyarakat.[1]
- Setiap individu dan kelompok punya tanggung jawab sosial untuk meningkatkan kehidupan masyarakat.[1]
Prinsip-prinsip praktik
- Penerimaan merupakan prinsip Pekerja Sosial yang fundamental, yaitu dengan menunjukkan sikap toleran terhadap keseluruhan dimensi klien (plant,1970).[1]
- Tidak memberikan penilaian, hal ini berarti Pekerja Sosial menerima klien dengan apa adanya disertai prasangka atau penilaian.[1]
- Individualisasi berarti memandang dan mengapresiasi sifat unik dari klien (Bistek,1957).[1] Setiap klien memiliki karakteristik kepribadian dan pemahaman yang unik, yang berbeda dengan setiap individu yang lain.[1]
- Menentukan sendiri, ialah memberikan kebebasan mengambil keputusan oleh klien.[1]
- Tampil apa adanya, berarti Pekerja SOsial sebagai seorang manusia
yang berperan apa adanya, alami, tidak memakai topeng, pribadi yang asli
dengan segala kekurangan dan kelebihannya.[1]
- Mengontrol keterlibatan emosional, berati Pekerja Sosial mampu bersikap objektif dan netral.[1]
- Kerahasiaan, Pekerja Sosial harus menjaga kerahasiaan informasi
seputar identitas, isi pembicaraan dengan klien, pendapat proffesional
lain atau catatan-catatan kasus mengenai diri klien.[1]
Sistem dasar
- Sistem pelaksana perubahan
Sistem pelaksana perubahan adalah sekelompok orang yang tugasnya
memberi bantuan atas dasar keahlian yang berbeda-beda dan bekerja dengan
sistem yang berbeda-beda pula ukurannya.
[2] Seorang pekerja sosial dapat disebut sebagai pelaksana
perubahan, sementara itu lembaga-lembaga
kesejahteraan sosial yang memperkerjakannya disebut sebagai sistem pelaksana perubahan.
[2]
merupakan
individu,
kelompok,
keluarga,
organisasi atau
masyarakat yang meminta bantuan atau pelayanan kepada sistem pelaksana perubahan.
[2] Sistem Klien adalah yang bermanfaat bagi klien, yang seluruhnya berfokus pada kekuatan dan sumber-sumber klien.
adalah pihak-pihak yang dapat dijadikan sasaran perubahan, atau dijadikan
media yang dapat mempengaruhi
proses pencapaian tujuan pertolongan.
[2]
menunjukkan pada orang-orang yang bekerjasama dengan pekerja sosial
untuk melakukan usaha-usaha perubahan melalui pelaksanaan tugas-tugas
atau program kegiatan.
[2]
Fokus Praktik
adalah memberdayakan klien dan memantapkan hubungan pertolongan yang kolaboratif.
[4]
Dalam praktik pekerjaan sosial berbasis-kekuatan, suatu hubungan
pertolongan kolaboratif dibentuk antara seorang profesional dan seorang
individu, atau keluarga, atau kelompok, atau sebuah organisasi, atau
suatu masyarakat dengan tujuan memberdayakan dan meningkatkan keadilan
sosial dan ekonomi.
[4]
- Fokus Praktik Pekerja Sosial
Mikro adalah meningkatkan keberfungsian dan keberdayaan klien.
[4]
- Fokus Praktik Pekerja Sosial Makro
adalah pada perubahan keorganisasian dan komunitas/ masyarakat.
[4]
Klien-klien
adalah klien yang mencari pelayanan dari pekerja sosial atau
badan-badan sosial atas dasar keinginan sendiri karena mereka memang
membutuhkan bantuan yang berhubungan dengan sejumlah aspek kehidupannya
sendiri.
[4]
adalah klien yang ditekan atau dipaksa untuk mencari bantuan oleh
seseorang yang mereka kenal dekat, bisa anggota keluarga ataupun bukan.
[4] Mereka tidak memperoleh mandat dari pengadilan atau hukum atau badan sosial untuk memperoleh bantuan.
[4]
adalah yang memiliki mandat hukum untuk menerima pelayanan-pelayan.
[4] Mereka tidak memiliki pilihan lain untuk hal tersebut.
[4]
Penelitian
Penelitian pekerja sosial adalah suatu
penelitian yang
sistematis dan
kritis
terhadap persoalan-persoalan di dalam praktik pekerjaan sosial, dengan
maksud untuk memperoleh jawaban terhadap masalah-masalah pekerjaan
sosial, serta memperluas dan menggenaralisasikan
pengetahuan dan
konsep pekerja sosial.
[5]
Kaitan penelitian dengan praktiknya
- Penelitian Pekerjaan Sosial diharapkan dapat mengembangkan konsep,
teori atau pengetahuan yang valid bagi keperluan Praktik Pekerja Sosial
dalam bentuk metoda-metoda praktik yang ilmiah yang memenuhi persyaratan
standar ilmiah.[5]
- Para pekerja sosial dan pelaksana pelayanan pekerja sosial lainnya
diharapkan lebih memahami dan membaca berbagai hasil Penelitian Pekerja
Sosial serta menerapkan konsep, teori dan pengetahuan yang dikembangkan
oleh peneliti Pekerja Sosial, kedalam praktik-praktik pertolongan
Pekerjaan Sosial.[5]